Website tentang analisis ilmu ekonomi, pelajaran ekonomi, akuntansi, berita ekonomi Indonesia dan dunia

Rumus Persamaan Dasar Akuntansi dan Penjelasannya

El Heze
Ketika Anda mulai belajar akuntansi, hal pertama yang harus Anda pelajari adalah: PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI. Mengapa harus persamaan dasar akuntansi? Karena persamaan dasar akuntansi adalah dasar / pondasi utama dari akuntansi itu sendiri. Dalam pembuatan laporan keuangan ataupun pembuatan jurnal akuntansi, semuanya harus mengikuti persamaan dasar akuntansi.

Omong2, Anda sudah tahu apa itu persamaan dasar akuntansi? Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar dibawah. Rumus persamaan dasar akuntansi pada awalnya adalah sebagai berikut:
HARTA (ASET) = MODAL (EKUITAS) 
Pada awal mula perusahaan berdiri, pemilik akan menggunakan modal sendiri atau biasa disebut dengan ekuitas. Ekuitas ini nantinya akan digunakan perusahaan untuk membeli aset, dan juga digunakan sebagai kas perusahaan. Namun, seiring berjalannya waktu, perusahaan yang ingin melakukan ekspansi, menambah aset2nya tidak akan mampu jika terus menggunakan modal sendiri. Hal tersebut dikarenakan kekuatan modal sendiri sangatlah terbatas. Oleh karena itu, perusahaan menggunakan utang (kewajiban) untuk memperluas usaha dan mengembangkan bisnisnya. Sehingga, rumus persamaan dasar akuntasi yang berlaku hingga saat ini adalah 
HARTA (ASET) = UTANG (KEWAJIBAN) + MODAL (EKUITAS)
Rumus persamaan dasar akuntansi, bisa dijabarkan lagi sebagai berikut:
HARTA + BEBAN = UTANG + MODAL + PENDAPATAN 
[Rekan-rekan yang ingin belajar akuntansi dan analisis laporan keuangan, rekan-rekan bisa mendapatkan ebook analisis laporan keuangan disini: Ebook Analisis Laporan Keuangan & Bedah Laporan Keuangan.]

Harta / aset adalah: Seluruh kekayaan yang dimiliki oleh pemilik perusahaan, baik kekayaan berwujud maupun tidak berwujud dan digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan yang akan memberikan nilai ekonomis dimasa mendatang. 

Contoh aset perusahaan adalah kas, piutang, persediaan, perlengkapan, gedung, tanah, mesin, kendaraan.

Kewajiban adalah keharusan perusahaan untuk membayar kepada kreditur yang disebabkan adanya transaksi, sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama. 

Contoh kewajiban adalah utang usaha, utang dagang, utang bank, dan utang dari pihak2 lainnya.

Ekuitas adalah hak kepemilikan atas harta / aset yang dimiliki perusahaan. 

Contoh ekuitas adalah agio saham, modal disetor, prive. 

Beban adalah pengorbanan berupa arus kas keluar yang terjadi karena adanya penyerahan, pembuatan barang atau jasa, kredit, atau aktivitas lainnya dalam aktivitas perusahaan untuk memperoleh pendapatan. 

Contoh beban adalah beban sewa, beban bunga, beban gaji. 

Pendapatan adalah aliran masuk dari hasil penjualan barang atau jasa, penyerahan barang atau aktivitas lainnya dari aktivitas operasi perusahaan. Pendapatan terjadi karena adanya penyerahan atau penjualan barang, aset, dan jasa dalam aktivitas operasi perusahaan. Pendapatan juga dapat diartikan sebagai penghasilan yang diperoleh perusahaan. 

Dalam laporan keuangan perusahaan, persamaan akuntansi ini akan dicatat dalam Neraca / laporan posisi keuangan. 

Jadi, harta sebenarnya adalah SUMBER KEKAYAAN PERUSAHAAN. Sedangkan utang dan modal adalah SUMBER PENDANAAN. Kekayaan (harta) didapatkan dari sumber pendanaan.

Kalau Anda perhatikan persamaan akuntansi, jumlah harta yang dimiliki perusahaan HARUS SAMA / BALANCE dengan jumlah utang dan kewajiban. Tahukah Anda kenapa persamaan dasar akuntansi harus balance? Di pos ini, saya akan menjelaskannya. 

Sesuai definisi, sisi harta berarti adalah KEKAYAAN yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan, utang dan ekuitas adalah SUMBER PENDANAAN perusahaan. Jadi, dari mana perusahaan bisa mendapatkan kekayaan (harta)? Jawabannya adalah dari sumber pendanaan, bisa utang, bisa ekuitas, bisa juga kedua-duanya. 

Jika harta perusahaan lebih besar daripada maka hal ini akan menimbulkan pertanyaan: Dari mana perusahaan mendapatkan harta tersebut? Dari mana perusahaan mendapatkan dana untuk membeli / memiliki aset tersebut?

Sebaliknya, jika utang dan ekuitas (sumber pendanaan) lebih besar daripada harta, maka akan timbul pertanyaan: Kemana modal perusahaan tersebut? 

Karena utang dan modal digunakan untuk mendapatkan aset, maka nilai keluar-masuk aset dengan sumber pendanaan harus sama. Tentu tidak masuk akal apabila aset perusahaan lebih besar, sedangkan sumber pendanaan untuk mendapatkan aset tersebut lebih kecil, atau sebaliknya.

Supaya lebih paham, saya berikan contoh yang lebih mudah:

Kasus aset lebih besar daripada utang + modal.

Arman memiliki uang sebesar Rp5.000.000. Arman ingin membeli gadget sebesar Rp4.000.000. 

Modal Arman = Rp5.000.000
Aset = Rp4.000.000

Arman pulang dengan membawa gadget yang harganya Rp6.000.000. Aneh bukan? Modal Arman hanya Rp5.000.000, tetapi Arman membawa bisa membeli gadget dengan harga yang lebih mahal daripada modal yang dimiliki. Hal ini akan menimbulkan pertanyaan: Darimana modal Rp1.000.000 (6 juta - 5 juta) yang digunakan Arman untuk membeli gadget?

Kasus aset lebih kecil daripada utang + modal

Arman memiliki aset sebesar Rp10 juta. Sedangkan modal ekuitas dan utang yang digunakan Arman adalah sebesar Rp15 juta. Dari sini akan muncul  pertanyaan: Kemana modal perusahaan sebesar 5 juta tersebut? Asetnya kan hanya sebesar 10 juta, mengapa modal dan utang lebih besar ketimbang asetnya?

Itulah mengapa laporan posisi keuangan dalam persamaan akuntansi, antara harta vs utang + modal harus balance. 

0 comments:

Post a Comment