Penjelasan dan Contoh Soal Penyusutan Saldo Menurun Berganda

Di pos ini: Contoh dan Soal Penyusutan Saldo Menurun Berganda, kita sudah membahas banyak tentang metode dan contoh soal penyusutan garis lurus. Nah, selain metode penyusutan garis lurus, ada juga metode saldo menurun berganda. Metode perhitungan penyusutan saldo garis lurus sedikit berbeda dengan salod menurun berganda. 

Pada saldo menurun berganda (double declining balance), besarnya biaya penyusutan semakin lama semakin kecil dari tahun ke tahun selama masa manfaat aset tetap. 

Perhitungan saldo menurun bergadna membenakan biaya penyusutan yang semakin kecil dengan pertimbangan bahwa aset tetap yang dipakai tahun ke tahun, dari segi kualitas dan kemampuannya menghasilkan pasti akan semakin menurun. 

Tingkat penyusutan untuk saldo menurun berganda dihitung menggunakan tingkat penyusutan pada metode garis lurus dikalikan dua. Jadi, tarif penyusutan untuk saldo menurun berganda adalah dua kali penyusutan pada metode perhitungan garis lurus, tanpa memperhitungan nilai residu / nilai sisa. 

Nah, pada contoh perhitungan penyusutan garis lurus yang sudah kita bahas disini: xx, perhitungan penyusutan garis lurus dilakukan dengan cara mengurangkan harga perolehan dengan nilai residu. Pada perhitungan salod menurun ganda, nilai residu tidak dimasukkan dalam perhitungan. 

CONTOH SOAL PENYUSUTAN SALDO MENURUN BERGANDA 

Kita masih tetap menggunakan contoh soal yang sama seperti sebelumnya pada soal penyusutan menggunakan garis lurus disini: Contoh dan Soal Penyusutan Saldo Menurun Berganda. 

Diketahui: Perusahaan membeli gedung pada tanggal 1 Januari 2018 dengan harga perolehan (harga beli) sebesar Rp300.000.000. Masa manfaat gedung adalah lima tahun. Nilai residu aset adalah sebesar Rp23.328.000. Hitunglah: Biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan selama lima tahun. 

Jawaban: 

Pertama-tama kita harus menghitung besarnya persentase tarif penyusutan sebagai berikut: 100% / 5 (5 tahun masa manfaat aset) = 20%. Pada saldo menurun berganda tarif penyusutan dikali 2, sehingga persentase tarif penyusutannya sebesar = 40%. 

Catatan: Angka 100% adalah rumus untuk menghitung tarif penyusutan, di mana 100% harus dibagi dengan masa manfaat asetnya. 

Maka, biaya penyusutan untuk tahun pertama dihitung sebagai berikut: 40% x Rp300.000.000 = Rp120.000.000. Kemudian biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan tahun kedua sampai kelima perhitungannya seperti tabel dibawah ini:  

Catatan: 

Penyusutan tahun kedua rumusnya: 40% x Rp180.000.000 (nilai sisa) = Rp72.000.000

Tahun ketiga = 40% x Rp108.000.000 = Rp43.200.000

Tahun keempat = 40% x Rp64.800.000 = Rp25.920.000

Tahun kelima = 40% x 38.880.000 = Rp15.552.000

Sehingga, didapatkanlah nilai beban penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai sisa aset dari tahun pertama hingga tahun kelima. Perhatikan bahwa untuk saldo menurun berganda, maka nilai beban penyusutannya akan selalu mengalami penurunan setiap tahunnya. 

Itulah contoh soal cara menghitung penyusutan saldo menurun berganda. Semoga bermanfaat untuk anda..