Pada bagian I pos ini saya sudah memberikan contoh soal uji regresi berganda dummy lebih dari dua kriteria beserta langkah-langkah pengujian ke dalam software SPSS. Nada bisa baca lagi posnya disini: Contoh Soal Regresi Berganda Dummy (Lebih Dari Dua Kriteria) + Analisis - Bagian I. Pada bagian II pos ini saya akan membahas hasil / output dari uji regresi dummy.
Analisis dan interpretasi:
Ø
Pada
Output Model Summary terdapat angka Adjusted R Square sebesar 0.919, angka
ini mengindikasikan bahwa korelasi atau hubungan antara pembelian konsumen dengan
jumlah Outlet perusahaan, jumlah SPG yang dipekerjakan perusahaan dan Tingkat
Penghasilan Konsumen adalah sangat kuat (karena diatas 0.5). Dengan juga dengan
besar Adjusted R Square yang sebesar 91,9%.
Ø
Pada
Output Anova atau F Test, didapatkan
nilai F Hitung sebesar 43.989 dengan tingkat siginifikansi sebesar 0.000. Hal
ini mengindikasikan bahwa model regresi dapat dipakai untuk memprediksi pemebelian
konsumen karena nilai Sig berada dibawah/
lebih kecil dari 0.05.
Ø
Pada
Ouput Coeffiecent (Koefisien
Regresi) didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:
Beli = 17.332 + 9.736 outlet + 43.110
SPG + 67.159 indeks1 + 106.81 indeks2 + 88.552 indeks3.
Analisis persamaan regresi:
Cara
menafsir regresi untuk variabel independen Tingkat Penghasilan harus ditafsir
dengan membandingkan dengan kategori dasar, yaitu Golongan Miskin yang berkode
0 0 0.
ü
Konstanta
sebesar 17.332 mengindikasikan bahwa jika tidak ada outlet satupun Kota Malang,
tidak ada satupun SPG di Kota Malang, dan pembeli roti semuanya dari golongan
miskin (angka indeks 1,2,3 semuanya adalah 0), maka jumlah roti terbeli adalah 17.332
buah tau dibulatkan menjadi 17 roti.
ü
Koefisien
Outlet 9.736 berarti setiap ada penambahan 1 buah outlet akan menaikkan pembelian
roti sebanyak 9.736 buah.
ü Koefisien SPG 43.119 mengindikasikan bahwa
setiap ada penambahan 1 orang SPG akan menaikkan pembelian roti sebanyak 43.11
buah.
Koefisien
Regresi dari Tingkat Penghasilan Konsumen:
ü
Koefisien
indeks1 67.159 berarti secara rata-rata, konsumen golongan menengah kebawah membeli
roti PT Jaya 67.159 buah lebih banyak dibandingkan konsumen golongan miskin.
ü
Koefisien
indeks2 106.181 berarti secara rata-rata konsumen golongan menengah membeli
roti PT Jaya sebanyak 106.181 buah lebih banyak dibandingkan konsumen golongan
miskin
ü Koefisien indeks3 88.552 berarti
secara rata-rata konsumen golongan kaya membeli roti PT Jaya 88.552 buh lebih
banyak dibandigkan konsumen golongan miskin.
Dari
analisis koefisien regresi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa golongan
menengah ternyata adalah pembeli roti PT Jaya yang paling banyak, bahkan lebih
banyak dibandingkan golongan kaya. Dengan adanya analisis tersebut, maka
manajer PT Jaya dapat memfokuskan promosi, outlet dan SPG pada tempat-tempat di
Kota Malang yang memenuhi kriteria untuk golongan menengah.
Uji t
Uji selanjutnya dalam analisis regresi dummy adalah uji t. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan stiap variabel
independen. Uji t dapat dilihat pada output Coefficient pada kolom atau nilai Sig, dengan hipotesis:
- H0 = Koefisien regresi tidak signifikan
- H1 = Koefisien regresi signifikan
Dasar pengambilan keputusan:
- Jika probabilitas > 0,05 --> H0 diterima
- Jika probabilitas < 0,05 --> H0 ditolak
Analisis dan interpretasi:
ü
Variabel
outlet, SPG, dan indeks1, indeks2 dan indeks3 memiliki angka signifikan dibawah
0.05. Karena itu ketiga variabel independen tersebut memang memengaruhi sales.
ü Konstanta (angka 17.332) ternyata
tidak signifikan (karena angka sig berada diatas 0.05) dan karenanya model
regresi harus diulang menggunakan metoda lain selain metoda ENTER. Namun, dalam
aplikasi praktis, uji signifikansi konstanta dapat diabaikan dan suatu mode
regresi sudah dapat dianggap signifikan dan dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependen seperti pada perhitungan dibawah ini.
Contoh prediksi variabel dependen
1.
Jika
di tempat baru di Kota Malang akan dibuka outlet PT Jaya sebanyak 15 buah dan
perusahaan merekrut SPG sebanyak 15 orang dan diasumsikan konumen golongan
menengah yang akan membeli roti tersebut (dengan kode golongan menengah adalah
0 1 0), maka jumlah pembelian yang diperkirakan adalah:
beli = 17.332 + (9.736 * 15) + (43.110
* 15) + (67.159 * 0) + (106.182 * 1) + (88.552 * 0)
= 916204 roti
2.
Dan
jika yang ditujukan adalah golongan miskin (dengan kode golongan miskin 0 0 0 ),
maka jumlah roti yang terbeli diperkirakan:
beli = 17.332 + (9.736 * 15) + (43.110
* 15) + (67.159 * 0) + (106.182 * 0) + (88.552 * 0)
= 810022 roti
Jika ditarik kesimpulan, maka prediksi
penjualan akan turun jika roti dijual di daerah miskin.
0 comments:
Post a Comment