Website tentang analisis ilmu ekonomi, pelajaran ekonomi, akuntansi, berita ekonomi Indonesia dan dunia

Buku Besar: Pengertian & Cara Membuat Buku Besar

El Heze

Ketika belajar akuntansi, khususnya penyusunan laporan keuangan, buku besar adalah salah satu proses utama dalam menyusun laporan keuangan. Tanpa buku besar, laporan keuangan tentu tidak akan bisa diselesaikan. 

 

Baik laporan keuangan simpel hingga laporan keuangan perusahaan, semuanya membutuhkan proses buku besar agar laporan keuangan dapat diselesaikan. Lalu, apa itu buku besar? Mengapa diperlukan proses menyusun buku besar dalam laporan keuangan? 

Bagaimana cara membuat buku besar? Seperti apa contoh membuat buku besar dalam akuntansi? Di pos ini, kita akan membahas tuntas tentang buku besar.  

PENGERTIAN BUKU BESAR 

Buku besar adalah catatan yang berisi ikhtisar dan perkiraan dari pengaruh transaksi keuangan sebagai akibat adanya perubahan aset, kewajiban dan ekuitas. 

Buku besar juga dapat diartikan sebagai buku yang berfungsi untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan yang menggabungkan / merupakan gabungan dari semua semua jurnal akuntansi dan menggolongkan akun-akun pencatatan transaksi dalam rekening sejenis. 

Aktivitas pencatatan buku besar dalam akuntansi dikenal dengan istilah posting. Sederhananya, buku besar merupakan proses memindahkan akun dari jurnal umum (posting). Karena buku besar dibuat setelah jurnal umum. 

Akun-akun dalam buku besar, dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu: 

1. Akun riil (real account): Adalah akun pada neraca / laporan posisi keuangan yang mencakup aset, utang dan modal (ekuitas).

2. Aku nominal (Nominal account): Adalah akun yang terdapat pada laporan laba rugi yaitu beban dan pendapatan.    

FUNGSI BUKU BESAR 

Seperti kita bahas tadi, bahwa tanpa proses menyusun buku besar, laporan keuangan tidak akan jadi. Oleh karena itu, buku besar memiliki banyak manfaat, diantara sebagai berikut: 
  • Meringkas seluruh data transaksi yang sudah tercatat di jurnal umum 
  • Alat untuk menggolongkan data transaksi keuangan, mulai yang nominalnya besar hingga kecil 
  • Semua transaksi keuangan dimasukkan ke dalam debit dan kredit buku besar, sehingga dapat melihat adanya perbedaan data keuangan yang sudah masuk
  • Buku besar dapat memberikan informasi dalam menyusun laporan keuangan 
JENIS / BENTUK BUKU BESAR 

Buku besar terdiri dari beberapa jenis atau bentuk. Perusahaan kecil dan perusahaan menengah serta perusahaan skala besar, mungkin akan menggunakan bentuk buku besar yang sedikit berbeda sesuai kondisi masing-masing perusahaan. Berikut 4 bentuk buku besar: 

1. Bentuk T 

Bentuk T merupakan bentuk buku besar paling sederhana. Dikatakan bentuk T karena bentuk buku besar ini seperti huruf T, di mana sebelah kiri adalah sisi debit dan sebelah kanan merupakan sisi kredit. Di kiri atas adalah nama akun, dan kode akun ada di kanan atas. Berikut contoh buku besar bentuk T:  
Buku besar bentuk T
2.  Bentuk Skontro 

Buku besar bentuk skontro adalah buku besar dua kolom. Skontro dapat diartikan sebelah-menyebelah yaitu dibagi menjadi dua untuk sisi sebelah debit dan kredit. Berikut contoh buku besar bentuk skontro: 

Buku besar bentuk skontro

3. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Tunggal 

Buku besar staffle berkolom saldo tunggal merupakan bentuk buku besar yang digunakan untuk transaksi yang memerlukan penjelasan yang cukup banyak. Berikut contoh bentuk staffle berkolom saldo tunggal: 

Buku Besar Bentuk Staffle Berkolom Saldo Tunggal

4. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Rangkap 

Buku besar staffle berkolom saldo rangkap hampir sama dengan staffle bentuk saldo tunggal. Bedanya, pada kolom saldo rangkap, kolom saldo dibagi menjadi dua kolom, yaitu kolom debit dan kredit. Berikut contoh bentuk staffle berkolom saldo rangkap: 

Buku Besar Bentuk Staffle Berkolom Saldo Rangkap

CARA MEMBUAT BUKU BESAR 

Anda sudah paham apa itu buku besar dan contoh bentuk-bentuk buku besar. Sekarang kita akan masuk ke contoh cara membuat buku besar. Proses posting transaksi dari jurnal umum ke buku besar, bisa dilakukan dengan cara-cara berikut: 

1. Menyalin tangal transaksi dari jurnal ke akun buku besar sesuai akun-nya 
2. Memindahkan nominal debit dan kredit dari jurnal umum ke buku besar 
3. Mengsi kolom keterangan dengan nama transaksi 
4. Mencatat nomor halaman jurnal ke kolom ref pada buku besar 

Jadi setelah anda membuat jurnal umum, maka akun yang ada di jurnal umum dipindahkan ke buku besar. Katakanlah ada jurnal dengan transaksi: Membeli perlengkapan kantor tunai seharga Rp500.000. Maka di jurnal umum akan dituliskan akun sebagai berikut: 

Perlengkapan Kantor (D)   Rp500.000
      Kas (K)                                      Rp500.000

Jurnal umum diatas, kemudian akan dipindahkan ke buku besar. Kita coba pakai contoh buku besar bentuk T, maka buku besar dibuat berdasarkan perkiraan akun-nya, yaitu buku besar untuk perkiraan akun Perlengkapan Kantor dan buku besar perkiraan akun Kas: 

Cara Membuat Buku Besar

Itulah proses posting dari jurnal umum ke buku besar, di mana anda memindahkan setiap akun jurnal umum ke masing-masing pos akun perkiraan di buku besar. Itulah cara membuat buku besar. Caranya sangat mudah. 

Mengenai bentuk-bentuk buku besar, semuanya dapat digunakan tergantung dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Untuk perusahaan skala kecil, mungkin bisa menggunakan bentuk T atau skontro. Tetapi untuk perusahaan dengan skala besar yang memiliki banyak transaksi dan mutasi saldo yang relatif sering, perlu menggunakan buku besar bentuk staffle.

0 comments:

Post a Comment