Website tentang analisis ilmu ekonomi, pelajaran ekonomi, akuntansi, berita ekonomi Indonesia dan dunia

Contoh KPI Marketing + Penjelasannya

El Heze

Setiap perusahaan pasti memiliki divisi Marketing. Penjualan perusahaan bisa meningkat produk-produk perusahaan bisa dikenal luas oleh masyarakat, pelanggan karena adanya fungsi dari departemen Marketing. 


Oleh karena itu, di dalam suatu organisasi, departemen Marketing memiliki peran sangat penting. Keberhasilan perusahaan dan brand image perusahaan juga ditentukan dari performa departemen Marketing. 

Jadi departemen Marketing juga harus memiliki indikator performa kinerja, sehingga pencapaian dan kontribusi departemen Marketing di suatu perusahaan dapat diukur dengan jelas. 

Untuk melihat ukuran kinerja departemen Marketing, maka perlu disusun suatu Key Performance Indicator (KPI) Market. Seperti apa KPI Marketing yang bisa diterapkan di perusahaan? 

Berikut contoh KPI Marketing dan penjelasan KPI untuk setiap indikator penilaian:    

Contoh KPI Marketing

1. Ketepatan waktu pengiriman penjualan

Marketing bertugas untuk mencari pelanggan, di mana setelah pelanggan memesan produk melalui Marketing, maka departemen Marketing memiliki kewajiban untuk melakukan koordinasi dengan logistik agar barang bisa dikirimkan tepat waktu kepada pelanggan. 

Dalam hal ini, departemen Marketing juga perlu diberikan KPI yang berkaitan dengan ketepatan waktu pengiriman barang (penjualan) pada customer. Semakin cepat dan tepat pengiriman barang, maka KPI semakin bagus. 

Ketepatan waktu pengiriman penjualan dapat diukur dalam satuan hari, misalnya target KPI pengiriman barang tidak boleh lewat dari 5 hari.  

2. Peningkatan jumlah customer baru 

Departemen Marketing harus bisa mencari pelanggan-pelanggan (customer) baru / customer potential. Hal ini berkaitan dengan tugas Marketing dalam meningkatkan pangsa pasar. 

Setiap perusahaan perlu terus mengembangkan pangsa pasar, agar dapat meningkatkan penjualan produk, dan brand image bisa semakin dikenal luas oleh masyarakat. KPI peningkatan jumlah customer baru ini dapat diukur dengan berapa banyak customer baru yang mampu didapatkan oleh departemen Marketing. 

Ukuran KPI-nya bisa dalam satuan jumlah customer. Misalnya, dalam 1 triwulan (3 bulan), departemen Marketing diberikan target untuk menambah 20 customer baru. Apabila tercapai, maka nilai KPI Marketing terpenuhi.  

3. Volume penjualan 

Marketing harus mampu mencari pelanggan, memperkenalkan brand image ke masyarakat, promosi dan menawarkan produk2 perusahaan agar dibeli konsumen. Dalam hal ini, Marketing bisa diberikan KPI yang berkaitan dengan volume penjualan. 

Semakin besar volume penjualan (satuannya bisa dalam Kg atau Ton produk per bulan), maka KPI Marketing semakin bagus. Artinya, divisi Marketing berhasil menarik minat pelanggan untuk membeli produk-produknya. 

4. Nilai customer satisfaction survey (Skor kepuasan pelanggan)

Marketing sering berhubungan dengan para pelanggan. Oleh karena itu, Marketing perlu diberikan KPI yang berkaitan dengan skor kepuasan pelanggan. Para pelanggan dapat diberikan survei untuk menilai kinerja dan pelayanan marketing dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

Ukuran nilai kepuasan pelanggan dapat diberikan dalam bentuk skor 0-100 ataupun skala likert (1-5, 1 = sangat tidak baik sampai 5 = sangat baik).  

Tentunya semakin tinggi skor kepuasan pelanggan yang diberikan terhadap divisi Marketing, maka KPI Marketing juga semakin bagus dan kinerjanya tercapai.  

5. Rata-rata penjualan per outlet 

Marketing juga perlu menganalisa seberapa besar penjualan barang yang sudah ditaruh di outlet atau toko (pangsa pasar) yang dituju. Jangan sampai Marketing mengeluarkan barang untuk dijual, tetapi barang tersebut hanya menjadi 'pajangan' di outlet. 

Dalam hal ini, Marketing dapat diberikan KPI untuk melihat performa rata-rata penjualan per outlet. Ukurannya bisa dalam satuan Rupiah. Semakin besar nominal penjualan rata-rata per outlet, dapat dikatakan strategi pangsa pasar dan promosi Marketing berhasil, sehingga hal ini juga memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam meningkatkan omzet. 

6. % pertumbuhan penjualan 

Marketing perlu melihat performa pertumbuhan penjualan dari tahun ini dibandingkan tahun lalu. Hal ini menunjukkan keberhasilan Marketing dalam meningkatkan kinerjanya dibandingkan tahun sebelumnya. 

Ukuran KPI pertumbuhan penjualan penjualan bisa diberikan dalam bentuk persentase, yaitu perbandingan penjualan tahun ini vs tahun lalu. 

Katakanlah tahun ini Marketing berhasil menjual produk sebesar Rp1 miliar. Sedangkan tahun lalu penjualan Marketing sebesar Rp900 juta. Ini artinya ada peningkatan pertumbuhan penjualan sebesar sekitar 10%. 

10% ini bisa menjadi target KPI di tahun depan, atau mungkin manajemen bisa menaikkan target menjadi katakanlah 12%. Artinya jika persentase pertumbuhan penjualan berhasil mencapai target, maka skor KPI semakin tinggi.   

7. ROI biaya marketing 

Return On Investment (ROI) biaya Marketing merupakan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan Marketing untuk kegiatan event, promosi, biaya perjalanan dengan penjualan (omzet) yang didapatkan.

Departemen Marketing pasti mengeluarkan biaya-biaya untuk mengadakan acara pameran, promosi dan biaya2 perjalanan. Tujuannya tentu untuk menarik minat masyarakat agar mengetahui dan membeli produk perusahaan. 

Diharapkan biaya2 yang dikeluarkan ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan penjualan (omzet) di masa yang akan datang. Idealnya, apabila pendapatan penjualan melebihi biaya yang dikeluarkan, maka KPI marketing semakin bagus, karena hal ini menunjukkan biaya marketing memang digunakan secara efektif untuk mendongkrak omzet. 

Tapi apabila biaya yang dikeluarkan melebihi capaian omzet, berarti terjadi inefisiensi alias ROI-nya minus. KPI ROI biaya marketing dapat diukur dengan persentase (biaya / kontribusi pendapatan). 

Pada contoh diatas, Marketing ditargetkan agar ROI-nya mencapai 200%, artinya kontribusi penjualan 200% lebih besar dibandingkan biaya marketing yang dikeluarkan. 

Cara menghitung ROI biaya marketing bisa seperti ini: Bulan Februari departemen Marketing mengeluarkan biaya promosi dan pameran sebesar Rp100 juta. Kemudian dalam 3 bulan kedepan perlu dilihat berapa penjualan yang dihasilkan lalu dibandingkan dengan biaya marketingnya (Rp100 juta). 

Jika penjualan yang dihasilkan ternyata justru dibawah biaya marketing, maka perusahaan perlu melakukan evaluasi tentang efisiensi dan efektivitas penggunaan biaya marketing. Sebaliknya, jika ROI mencapai target KPI, maka hal ini merupakan achievement buat departemen Marketing.   

Itulah contoh KPI Marketing beserta penjelasannya. Anda bisa gunakan indikator kinerja tersebut untuk diadopsi di perusahaan anda. Semoga bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment