Pernahkah anda mendengar istilah Economic Value Added (EVA)? Apakah EVA itu? Menurut Tandelilin (2001), EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan.
Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan. Menurut Warsono (2001), EVA adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya.
EVA merupakan suatu estimasi laba estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa EVA adalah nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama suatu tahun tertentu. Tolak ukur analisis EVA adalah sebagai berikut.
1. Jika EVA > 0 maka telah terjadi penambahan nilai ekonomis ke dalam perusahaan dan perusahaan dapat menciptakan nilai perusahaan.
2. Jika EVA = 0 maka secara ekonomis perusahaan dalam keadaan impas karena semua laba yang ada digunakan untuk membayar kewajiban pemegang saham (tidak mampu menutup nilai perusahaan).
3. Jika EVA < 0 artinya EVA bernilai negatif, maka artinya tidak terdapat proses nilai tambah. dengan kata lain, perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat pengembalian operasi yang melebihi biaya modal. Meskipun perusahaan mampu menghasilkan laba bersih, namun perusahaan telah mengalami penurunan nilai perusahaan.
[Bagi rekan-rekan yang membutuhkan ebook PDF tentang analisis laporan keuangan dan bedah laporan keuangan + bonus ebook statistik, anda bisa mendapatkannya disini: Buku Analisis Laporan Keuangan]
Lalu, bagaimana cara meghitung EVA sebuah perusahaan? Oke, langsung saja saya bahas rumus EVA plus contoh cara menghitung EVA. Saya menggunakan laporan keuangan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tahun berakhir 31 Desember 2015 audited. Berikut rumus EVA.
Menghitung CC (Terdiri dari WACC x IC)
3. Menghitung IC
Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan. Menurut Warsono (2001), EVA adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya.
EVA merupakan suatu estimasi laba estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa EVA adalah nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama suatu tahun tertentu. Tolak ukur analisis EVA adalah sebagai berikut.
1. Jika EVA > 0 maka telah terjadi penambahan nilai ekonomis ke dalam perusahaan dan perusahaan dapat menciptakan nilai perusahaan.
2. Jika EVA = 0 maka secara ekonomis perusahaan dalam keadaan impas karena semua laba yang ada digunakan untuk membayar kewajiban pemegang saham (tidak mampu menutup nilai perusahaan).
3. Jika EVA < 0 artinya EVA bernilai negatif, maka artinya tidak terdapat proses nilai tambah. dengan kata lain, perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat pengembalian operasi yang melebihi biaya modal. Meskipun perusahaan mampu menghasilkan laba bersih, namun perusahaan telah mengalami penurunan nilai perusahaan.
[Bagi rekan-rekan yang membutuhkan ebook PDF tentang analisis laporan keuangan dan bedah laporan keuangan + bonus ebook statistik, anda bisa mendapatkannya disini: Buku Analisis Laporan Keuangan]
Lalu, bagaimana cara meghitung EVA sebuah perusahaan? Oke, langsung saja saya bahas rumus EVA plus contoh cara menghitung EVA. Saya menggunakan laporan keuangan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tahun berakhir 31 Desember 2015 audited. Berikut rumus EVA.
1. Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax)
Bagaimana cara menghitung NOPAT? Berikut rumusnya:
Pada laporan ROTI tahun 2015, didapatkan:
EBIT: Rp453.658.490.001.
Tingkat pajak (tax)= (107.712.914.648/378.251.615.088) x 100% = 28%
NOPAT = 453.658.490.001 x (1-0,28) = 326.634.112.800
Menghitung CC (Terdiri dari WACC x IC)
2. Menghitung WACC
Kemudian, menghitung rumus CC, anda harus menghitung WACC dan IC. berikut rumus WACC:
D = (1.517.788.685.162/ 2.706.323.637.034) x 100% = 56,08%
Rd = (90.239.459.054 / 1.121.868.678.348) x 100% = 8,04%
E = (1.188.534.951.872 / 2.706.323.637.034) x 100% = 43,91%
Re = (270.538.700.440 / 1.188.534.951.872) x 100% = 22,76%
Tax = (107.712.914.648/378.251.615.088) x 100% = 28%
WACC = (0,5608 x 0,804) (1-0,28) + (0,4391 x 0,2276) = 0,42
3. Menghitung IC
IC = (1.517.788.685.162 + 1.188.534.951.872) - 395.920.006.814 = 2.310.403.630.220
4. Menghitung Capital Charges
CC = WACC x IC = 0,42 x 2.310.403.630.220 = 970.369.524.692
Menghitung EVA
EVA = 326.634.112.800 - 970.369.524.692 = -643.735.411.892 (minus)
Kesimpulan: EVA < 0. Implikasi: Perusahaan Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) tidak mampu memberikan nilai tambah perusahaan. Perusahaan tidak dapat menghasilkan tingkat pengembalian operasi yang melebihi biaya modal. Walaupun laba bersih ROTI mengalami peningkatan, namun perusahaan tetap tidak mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Peningkatan laba bersih tidak mampu melebihi biaya modal perusahaan, dalam hal ini capital charges, sehingga perusahan dapat dikatakan tidak mampu menghasilkan nilai tambah. Baca juga: Cara Menganalisis Laporan Keuangan Perusahaan.
maaf itu waktu ngitung WACC bukannya rd = 0.0804 ya
ReplyDeleteDear Afe,
DeleteRd nya benar 0,0804.. Itu saya jadikan persentase jadinya 8,04%
sumber nya apa ya ini mas?
ReplyDeleteKok sederhana sekali rumusnya.
apakah hasilnya akan valid jika digunakan untuk menghitung perusahaan go publik?
1. Ada beberapa sumber yang saya gunakan: Agus Sartono, Brigham & Houston Nasser dan Etty M
Delete2. Rumus EVA memang seperti itu dari beberapa sumber. Kok sederhana? Kalau terlalu panjang pusing ntar..
3. Valid... Penelitian2 yang menggunakan EVA dengan sampel perusahaan di BEI, menggunakan rumus tersebut.. Silahkan googling penelitian akuntansi yang membahas EVA dan MVA
utang yg dipake jangka panjang atau pendek mas?
ReplyDeleteMenghitung EVA utang jangka pendek, jangka panjang dan utang total dipakai semua.
DeleteBaca lagi rumusnya diatas.