Kalau anda pembaca setia website Bahas Ekonomi, anda pasti sudah membaca pos tentang kurs: xxxx. Nah, sekarang di pos ini saya akan membahas bagaimana cara menghitung kurs beli dan kurs jual. Oke, kita langsung mulai saja praktikknya.
US$1 Beli : Rp10.000
Jual : Rp10.300
Bima ingin mendapatkan Dolar dengan menukarkan sejumlah uang senilai Rp12.360.000. Berapakah uang Dolar yang akan diterima Bima? Untuk mengetahui jawabannya, anda harus memahami konsepnya. Karena Bima ingin mendapatkan Dolar, artinya Bima ingin membeli Dolar. Berarti dari pihak devisa bank, bank ingin menjual Dolar. Jadi kurs yang digunakan adalah kurs jual. Maka, Dolar yang diterima Bima adalah:
Rp12.360.000 / Rp10.300 X US$ 1 = $1.200.
Sebaliknya, jika Bima bekerja di luar negeri dan memperoleh pendapatan Dolar dari luar negeri, kemudian ingin kembali ke Indonesia dan menukarkan uang Dolar dalam bentuk Rupiah.
Misalnya, Bima memiliki US$ 1.000 dan ingin menukarkan dalam bentuk Rupiah. Maka dalam hal ini artinya Bima ingin menjual Dolar dan pihak bank membeli Dolar. Maka, Rupiah yang akan diterima Bima adalah:
US$1.000 X Rp10.000 = Rp10.000.000
Sampai disini, sudah paham cara menghitung kurs beli dan kurs jual? Kalau sudah paham, anda mungkin terkadang bertanya-tanya: Mengapa kurs jual selalu lebih tinggi daripada kur beli? Kurs jual selalu lebih tinggi karena bank pasti selalu mencari keuntungan dari selisih jual - beli. Pada contoh diatas, berarti pihak perbankan akan mendapatkan keuntungan sebesar 300 (10.300-10.000) dari selisih kurs jual - kurs beli.
Kurs beli (pada contoh diatas adalah Rp10.000) umumnya anda gunakan jika anda membutuhkan mata uang asing. Sedangkan kurs jual (contoh diatas Rp10.300) anda gunakan jika anda ingin menukarkan mata uang asing ke dalam mata uang Rupiah ☺.
Thanks for the information dude!
ReplyDeleteYou are welcome..
Delete