Dalam dunia akuntansi, pernahkah anda mendengar istilah manajemen laba (earnings manajemen)? Omong-omong, tahukah anda apa itu manajemen laba? Manajemen laba sejatinya memiliki 2 pengertian, yaitu pengertian dalam arti sempit dan pengertian manajemen laba dalam arti luas. Apa perbedaan keduanya?
1. Definisi sempit
Manajemen laba hanya berkaitan dengan pemilihan metoda akuntansi manajemen laba dalam artian sempit ini di definisikan sebagai perilaku manajer untuk "bermain" dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya laba.
2. Definisi luas
Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit di mana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang.
Manejemen laba yang bisa dilakukan memiliki beberapa bentuk. Menurut Scott (2003) dalam bukunya yang membahas mengenai teori akuntansi positif, manajemen laba memiliki 4 macam bentuk, yaitu sebagai berikut.
1. Big bath
Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai 'mandi besar'. Dilakukan ketika perusahaan berada dalam keadaan buruk yang tidak menguntungkan, dan tidak bisa dihindari pada perioda berjalan. Cara ini dilakukan dengan mengakui biaya-biaya pada perioda yang akan datang dan kerugian berjalan.
Strategi big bath dilakukan dengan cara penghapusan (write-off) sebanyak mungkin pada satu perioda dan dilakukan ketika perusahaan melaporkan kinerja yang buruk atau peristiwa saat terjadi suatu kejadian yang tidak biasa seperti perubahan manajemen, merger, atau restrukturisasi. Strategi big bath juga sering dilakukan setelah strategi peningkatan laba pada perioda sebelumnya.
2. Income minimization
1. Definisi sempit
Manajemen laba hanya berkaitan dengan pemilihan metoda akuntansi manajemen laba dalam artian sempit ini di definisikan sebagai perilaku manajer untuk "bermain" dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya laba.
2. Definisi luas
Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit di mana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang.
Manejemen laba yang bisa dilakukan memiliki beberapa bentuk. Menurut Scott (2003) dalam bukunya yang membahas mengenai teori akuntansi positif, manajemen laba memiliki 4 macam bentuk, yaitu sebagai berikut.
1. Big bath
Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai 'mandi besar'. Dilakukan ketika perusahaan berada dalam keadaan buruk yang tidak menguntungkan, dan tidak bisa dihindari pada perioda berjalan. Cara ini dilakukan dengan mengakui biaya-biaya pada perioda yang akan datang dan kerugian berjalan.
Strategi big bath dilakukan dengan cara penghapusan (write-off) sebanyak mungkin pada satu perioda dan dilakukan ketika perusahaan melaporkan kinerja yang buruk atau peristiwa saat terjadi suatu kejadian yang tidak biasa seperti perubahan manajemen, merger, atau restrukturisasi. Strategi big bath juga sering dilakukan setelah strategi peningkatan laba pada perioda sebelumnya.
2. Income minimization
Dilakukan saat perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar perusahaan dapat menghindari pembayaran pajak yang besar, serta pembayaran dividen pada investor yang tinggi. Income minimization dilakukan dengan cara memanipulasi laba dengan menurunkan laba pada perioda tertentu. Kebijakan yang diambil bisa berupa pembebanan pengeluaran iklan, riset dan pengembangan, dan pembebanan pengeluaran biaya lainnya.
3. Income maximization
Income maximization merupakan tindakan manajemen yang berusaha memaksimalkan laba dengan tujuan tertentu, seperti memperoleh bonus yang lebih besar atau untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang ketika dekat waktu jatuh tempo dari utang jangka panjang. Tujuan lain perusahaan melakukan income maximization adalah supaya perusahaan dipandang lebih baik.
Perusahaan yang melakukan income maximization dapat melakukan peningkatan laba selama beberapa tahun dan kemudian membalik akrual sekaligus pada saat pembebanan, sehingga laba bersih di tahun2 berikutnya akan menurun.
4. Income smoothing
Bentuk manajemen laba yang paling sering dilakukan dan paling populer. Manajer menaikkan atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak berisiko tinggi.
Jadi, itulah arti manajemen laba dan jenis-jenis manajemen laba yang sering dilakukan perusahaan. Lalu, mengapa perusahaan melakukan manajemen laba? Faktor-faktor atau motif apa yang membuat perusahaan melakukan manajemen laba? Untuk mendapatkan jawabannya, silahkan baca pos berikut: Faktor-faktor Penyebab Perusahaan Melakukan Manajemen Laba.
Bagi rekan-rekan yang ingin belajar analisis laporan keuangan, sedang melakukan penelitian akuntansi tentang analisis laporan keuangan, rekan2 bisa mendapatkan ebooknya disini: Buku Analisis Laporan Keuangan + Bonus Ebook Statistik.
0 comments:
Post a Comment