Website tentang analisis ilmu ekonomi, pelajaran ekonomi, akuntansi, berita ekonomi Indonesia dan dunia

Perbedaan Cash Basis dan Accrual Basis dalam Akuntansi

El Heze
Setiap perusahaan harus memiliki pencatatan berupa laporan keuangan, yang biasanya disajikan setiap bulan. Tanpa laporan keuangan, perusahaan tidak akan bisa melakukan evaluasi kinerjanya. Nah, laporan keuangan memiliki dua macam model pencatatan transaksi, yaitu model cash basis dan accrual basis.

Cash basis dan accrual basis terkait dengan pengakuan pendapatan dan beban pada lapoan laba rugi. Apa perbedeaan cash basis dengan accrual basis? Bagaimana sistem pencatatan keduanya, dan pada saat apa metoda tersebut digunakan? 

Jika dasar pencatatan akuntansi menggunakan basis kas, maka pendapatan dan beban dilaporkan pada saat uang kas diterima (pendapatan) atau pada saat uang kas dibayarkan (beban). Jadi, pada pencatatan menggunakan basis kas, transaksi pendapatan dan beban yang dilaporkan dalam laporan laba rugi adalah transaksi2 yang melibatkan arus kas masuk (pendapatan) dan arus kas keluar (beban).

Artinya, jika ada transaksi piutang, maka piutang tersebut tidak akan masuk kedalam pos pendapatan, karena walaupun ada pendapatan, tetapi kas masuk belum diterima. Demikian juga jika terjadi biaya2 yang belum dikeluarkan (utang), maka biaya tersebut tidak akan masuk beban, karena belum ada kas yang dikeluarkan untuk membayar. 
Sedangkan dasar pencatatan akuntansi menggunakan basis akrual berarti baik untuk pendapatan maupun beban akan dicatata dalam laporan laba rugi pada saat pendapatan dan beban terjadi, tanpa memperhatikan arus kas masuk dan arus kas keluar. 

Jadi, walaupun ada piutang (ada potensi pendapatan tetapi kas belum diterima), maka ketika menggunakan akrual basis, pendapatan tersebut akan diakui, demikian juga jika ada beban. Nah, pada saat apa cash basis dan accrual basis digunakan?

Cash basis pada umumnya diterapkan oleh perusahaan2 skala kecil. Biasanya kepemilikannya hanya dimiliki oleh satu atau beberapa orang saja. Perusahaan kecil bisa menggunakan cash basis karena transaksi yang terjadi sehari-hari tidak terlalu banyak dan rumit. Sehingga, piutang2 pun mungkin tidak terlalu banyak ditemui dalam transaksi.

Sedangkan accrual basis umumnya diterapkan oleh perusahaan skala menengah sampai skala besar. Terutama perusahaan2 besar yang memiliki banyak "donor" dana dari kerja sama banyak pihak, maka perusahaan harus menggunakan accrual basis. Karena jika semakin banyak piutang dan utang, dan dicatat menggunakan cash basis, maka transaksi perusahaan akan kacau dan tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya. 

Penrapan accrual basis pada perusahaan skala menengah dan skala besar diharapkan dapat memberikan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan pada donatur sebagai pemilik dana. Dengan menerapkan accrual basis, maka donatur akan mengetahui rincian setiap piutang dan utang perusahaan, sebagai dasar untuk memberikan pinjaman dan lain2. 

0 comments:

Post a Comment