Di dalam suatu perusahaan umumnya metode transaksi dan pencatatan kas dibagi menjadi dua macam, yaitu kas dan kas kecil. Keduanya tentu saja berbeda. Kas dan setara kas di perusahaan biasanya digunakan untuk membiayai transaksi atau pengeluaran2 yang jumlahnya cukup besar dan signifikan.
Kas kecil (Petty cash) adalah kas yang digunakan untuk membiayai pengeluaran yang nilainya relatif kecil. Contoh transaksi kas kecil seperti transaksi untuk membeli ATK, atau transaksi untuk mengisi biaya bahan bakar untuk sekali - dua kali perjalanan dinas. Transaksi2 tersebut tidak membutuhkan jumlah kas yang signfikan / besar, sehingga transaksinya masuk dalam transaksi kas kecil.
Kendati demikian, pengeluaran kas kecil harus memiliki sistem pencatatan tersendiri. Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan dan mengelola kas kecil, yaitu metode imperest (metode dana tetap) dan metode fluktuasi.
IMPEREST METHOD
Metode imperest disebut juga dengan metode dana tetap. Pada metode ini, jumlah akun pada kas kecil akan selalu tetap yaitu sebesar cek yang diberikan pada kasir untuk membentuk dana kas kecil. Pencatatan pengeluaran dilakukan saat pengisian kembali.
Pada metode imperest, kasir akan menguangkan cek ke bank untuk digunakan membayar pengeluaran-pengeluaran kas kecil perusahaan. Setiap kali ada transaksi pembayaran kas kecil, kasir akan membuat bukti pengeluaran.
Contoh imperest method dan jurnalnya:
Contoh imperest method dan jurnalnya:
Pada tanggal 1 Maret PT Maju Terus membentuk dana petty cash sebesar Rp2.000.000. Pengeluaran kas kecil sampai tanggal 17 Maret sebesar Rp1.500.000, dengan rincian transaksi sebagai berikut:
Biaya fotokopi dan percetakan dokumen: Rp400.000
Biaya meeting: Rp200.000
Biaya langganan surat kabar: Rp400.000
Biaya perjalanan dinas: Rp200.000
Kemudian pada tanggal 17 Maret dilakukan pengisian kembali kas kecil sebesar Rp1.500.000.
Ayat jurnal yang harus disusun pada saat transaksi adalah sebagai berikut:
1. Jurnal saat pengisian kas kecil
2. Pada saat terjadi pengeluaran kas, tidak ada jurnal yang dibuat, karena pada metode dana tetap, pengeluaran kas baru akan dicatat di jurnal bersamaan pada saat pengisian kembali dana kas kecil, sehingga jumlah akun kas kecil saat pengisian akan selalu tetap diawal.
3. Jurnal saat pengisian kembali kas kecil
Terlihat bahwa pada metode imperest /dana tetap ini, pengisian kembali cash kecil dilakukan bersamaan saat perusahaan mencatat pengeluaran kas kecil, dan semuanya dilakukan pada tanggal yang sama, sehingga saldo kas kecil awal sebesar Rp2.000.000 akan tetap sama / tidak berubah.
Kelebihan metode kas kecil sistem dana tetap:
1. Jumlah pengeluaran per pos atau akun tiap periode dapat diketahui, sehingga bisa berfungsi sebagai pengontrol dalam penggunaan dana.
2. Dapat memudahkan kasir dalam menentukan jumlah dana per unit divisi setiap periode.
3. Manajer dapat mengambil kebijakan untuk lebih berhati-hati menggunakan kas kecil karena tidak ada penambahan kas kecil di tengah-tengah periode.
Kelemahan metode kas kecil sistem dana tetap:
1. Bisa menjadi masalah jika perusahaan kekuarangan kas kecil di pertengahan periode, karena pada metode ini, tidak boleh ada penambahan dana di tengah periode. Maka, pengelola kas kecil harus berhati-hati dalam mengelola dana.
2. Saldo kas kecil tidak mudah untuk diketahui langsung, karena saldo dapat dilihat di akhir periode saja pada saat pengiisan kembali kas kecil.
Kelebihan metode kas kecil sistem dana tetap:
1. Jumlah pengeluaran per pos atau akun tiap periode dapat diketahui, sehingga bisa berfungsi sebagai pengontrol dalam penggunaan dana.
2. Dapat memudahkan kasir dalam menentukan jumlah dana per unit divisi setiap periode.
3. Manajer dapat mengambil kebijakan untuk lebih berhati-hati menggunakan kas kecil karena tidak ada penambahan kas kecil di tengah-tengah periode.
Kelemahan metode kas kecil sistem dana tetap:
1. Bisa menjadi masalah jika perusahaan kekuarangan kas kecil di pertengahan periode, karena pada metode ini, tidak boleh ada penambahan dana di tengah periode. Maka, pengelola kas kecil harus berhati-hati dalam mengelola dana.
2. Saldo kas kecil tidak mudah untuk diketahui langsung, karena saldo dapat dilihat di akhir periode saja pada saat pengiisan kembali kas kecil.
FLUCTUATION METHOD
Metode fluktuasi pada dasarnya hampir mirip dengan metode kas kecil dana tetap. Namun bedanya, pada metode fluktuasi saldo uang yang dicatat pada akun kas kecil tidak sama (selalu berubah) sesuai / mengikuti transaksi pengeluaran kas kecil yang terjadi. Dengan kata lain, fluktuasi disesuiakan dengan jumlah pengeluaran2 yang terjadi. Pada metode fluktuasi, pencatatan dilakukan secara langsung pada saat pengeluaran.
Sebagai contoh (kita masih pakai contoh yang sama). PT Maju Terus membentuk dana petty cash sebesar Rp2.000.000 pada tanggal 1 Maret. Sedangkan sampai tanggal 17 Maret pengeluaran kas kecil adalah sebagai berikut:
2 Maret: Membayar biaya ATK: Rp300.000
5 Maret: Biaya fotokopi dan percetakan dokumen: Rp400.000
7 Maret: Biaya meeting: Rp200.000
12 Maret: Biaya langganan surat kabar: Rp400.000
17 Maret: Biaya perjalanan dinas: Rp200.000
19 Maret: Pengisian kembali dana kas kecil sebesar Rp1.000.000
Ayat jurnal yang harus disusun dengan menggunakan metode fluktuatif adalah sebagai berikut:
Pada metode fluktutasi, di akhir periode perusahaan tidak perlu melakukan penyusunan ayat jurnal karena setiap pengeluaran kas sudah dilakukan pencatatan setiap adanya transaksi.
Kelebihan sistem kas kecil dana fluktuatif:
1. Apabila terjadi kekurangan kas kecil di pertengahan periode, dapat dilakukan penambahan kas kecil.
2. Pengeluaran kas kecil yang terjadi langsung dicatat oleh kasir, sehingga saldo kas kecil bisa diketahui kapanpun.
3. Pekerjaan akuntan dapat menjadi lebih ringan. Hal ini karena jurnal pengeluaran kas kecil langsung dilakukan kasir saat terjadinya transaksi.
Kelemahan sistem kas kecil dana fluktuatif:
Bisa menimbulkan ketidak hati-hatian dalam mengelola dana atau adanya pemborosan / inefisiensi karena dana kas kecil bisa diisi sewaktu-waktu.
Sebagai contoh (kita masih pakai contoh yang sama). PT Maju Terus membentuk dana petty cash sebesar Rp2.000.000 pada tanggal 1 Maret. Sedangkan sampai tanggal 17 Maret pengeluaran kas kecil adalah sebagai berikut:
2 Maret: Membayar biaya ATK: Rp300.000
5 Maret: Biaya fotokopi dan percetakan dokumen: Rp400.000
7 Maret: Biaya meeting: Rp200.000
12 Maret: Biaya langganan surat kabar: Rp400.000
17 Maret: Biaya perjalanan dinas: Rp200.000
19 Maret: Pengisian kembali dana kas kecil sebesar Rp1.000.000
Ayat jurnal yang harus disusun dengan menggunakan metode fluktuatif adalah sebagai berikut:
Pada metode fluktutasi, di akhir periode perusahaan tidak perlu melakukan penyusunan ayat jurnal karena setiap pengeluaran kas sudah dilakukan pencatatan setiap adanya transaksi.
Kelebihan sistem kas kecil dana fluktuatif:
1. Apabila terjadi kekurangan kas kecil di pertengahan periode, dapat dilakukan penambahan kas kecil.
2. Pengeluaran kas kecil yang terjadi langsung dicatat oleh kasir, sehingga saldo kas kecil bisa diketahui kapanpun.
3. Pekerjaan akuntan dapat menjadi lebih ringan. Hal ini karena jurnal pengeluaran kas kecil langsung dilakukan kasir saat terjadinya transaksi.
Kelemahan sistem kas kecil dana fluktuatif:
Bisa menimbulkan ketidak hati-hatian dalam mengelola dana atau adanya pemborosan / inefisiensi karena dana kas kecil bisa diisi sewaktu-waktu.
0 comments:
Post a Comment