Website tentang analisis ilmu ekonomi, pelajaran ekonomi, akuntansi, berita ekonomi Indonesia dan dunia

Teori Pecking Order dalam Struktur Modal Perusahaan

Kebijakan pendanaan perusahaan salah satunya didukung oleh teori pecking order (pecking order theory). Teori pecking order mengasumsikan bahwa perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham melalui kebijakan penggunaan utangnya.  


Teori pecking order menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat utangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi cenderung memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Sedangkan penggunaan sumber dana eksternal perusahaan dilakukan apabila sumber dana internal tidak mencukupi. Menurut teori pecking order, terdapat skenario urutan (hirarki) dalam memilih sumber pendanaan, yaitu.

a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.

b. Jika pendanaan eksternal diperlukan (eksternal financing), maka perusahaan akan memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu utang yang paling rendah risikonya, penerbitan obligasi kemudian turun ke utang yang lebih berisiko, seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.
c. Terdapat kebijakan deviden yang konstan atau dividend is sticky, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran deviden yang konstan, tidak terpengaruh seberapa besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.

d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar tersedia.

Keempat hirarki itulah yang menjadi dasar utama dalam teori pecking order. Intinya, pecking order menyatakan bahwa perusahaan akan sebisa mungkin untuk memanfaatkan penggunaan dana internal berupa ekuitas dalam struktur modal perusahaan. 

Kemudian pada hirarki kedua (poin b), ketika perusahaan harus menggunakan pendaan eksternal, perusahaan akan menggunakan pendanaan dalam bentuk utang terlebih dahulu. Terdapat beberapa alasan perusahaan lebih menyukai penggunaan dana eskternal dalam bentuk utang dibandingkan menerbitkan saham.

a. Biaya emisi obligasi (utang jangka pajang) akan lebih murah dari biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama.

b. Pasar menderita kerugian karena adanya asimetri informasi antara manajer dengan pasar. Manajemen cenderung tertarik untuk menerbitkan saham baru saat overpriced. Manajer khawatir jika penerbitan saham baru justru ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh para pemodal karena penerbitan saham baru akan menyebabkan harga saham mengalami penurunan.

c. Perusahaan mendapatkan manfaat pajak dengan mengeluarkan sekuritas utang. Manfaat pajak diperoleh karena adanya biaya bunga yang dapat dibebankan sebagai pengurang pajak penghasilan kena pajak.

d. Kontrol manajemen, dalam hal ini insider ownership, yaitu pemilikan oleh manajemen dapat dipertahankan apabila perusahaan menerbitkan sekuritas utang.

0 comments:

Post a Comment