Dalam dunia ekonomi, kita akan sering mendengar istilah inflasi dan deflasi. Kita semua memang tidak pernah terhindarkan dari kedua hal tersebut, terutama di Indonesia, inflasi sudah beberapa kali menjadi permasalahan ekonomi makro. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk menekan inflasi agar inflasi tetap berada dalam batas yang wajar. Jangan sampai inflasi terlampau tinggi atau bahkan menjadi hiperinflasi.
Omong-omong soal inflasi, apa sih yang dimaksud dengan inflasi? Dan apa perbedaan inflasi dengan deflasi? Oke, mari kita simak perbedaannya:
INFLASI
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang secara umum, dan kenaikan ini terjadi secara terus menerus. Kata kuncinya adalah: Naiknya harga barang secara umum. Jadi apabila satu-dua barang saja yang mengalami kenaikan, maka kita tidak bisa menyebutnya sebagai inflasi.
Naiknya harga barang secara umum dan terjadi secara terus-menerus akan berdampak pada penurunan nilai uang. Sebagai contoh, dahulu anda mungkin bisa membeli satu piring bakmi dengan harga Rp3.000. Namun, sekarang satu piring bakmi harganya Rp12.000.
Artinya, uang Rp3.000 yang dahulu bisa anda gunakan untuk membeli bakmi, sekarang yang Rp3.000 tersebut bahkan jauh dari kata cukup untuk membeli sepiring bakmi. Inilah yang dinamakan dengan penurunan nilai uang. Jumlah uang akan tetap, namun karena inflasi yang terjadi secara terus-menerus, hal ini akan berdampak pada penurunan nilai uang.
Ada banyak pnyebab inflasi. Jenis-jenis inflasi, faktor penyebab terjadinya inflasi dapat anda baca di pembahasan saya berikut: Pengertian Inflasi, Penyebab, Jenis dan Cara Mengatasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi inflasi biasanya terjadi pada saat hari besar, seperti hari raya.
Ketika menjelang hari raya, harga-harga barang secara umum akan naik. Mengapa demikian? Karena menjelang hari raya, permintaan akan sangat tinggi (demand pull inflation), sehingga sesuai hukum permintaan penawaran, jika permintaa jauh lebih besar dibandingkan penawaran, harga barang akan mengalami kenaikan. Nah, setelah hari raya, umumnya inflasi akan kembali turun/ stabil.
Omong-omong soal inflasi, apa sih yang dimaksud dengan inflasi? Dan apa perbedaan inflasi dengan deflasi? Oke, mari kita simak perbedaannya:
INFLASI
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang secara umum, dan kenaikan ini terjadi secara terus menerus. Kata kuncinya adalah: Naiknya harga barang secara umum. Jadi apabila satu-dua barang saja yang mengalami kenaikan, maka kita tidak bisa menyebutnya sebagai inflasi.
Naiknya harga barang secara umum dan terjadi secara terus-menerus akan berdampak pada penurunan nilai uang. Sebagai contoh, dahulu anda mungkin bisa membeli satu piring bakmi dengan harga Rp3.000. Namun, sekarang satu piring bakmi harganya Rp12.000.
Artinya, uang Rp3.000 yang dahulu bisa anda gunakan untuk membeli bakmi, sekarang yang Rp3.000 tersebut bahkan jauh dari kata cukup untuk membeli sepiring bakmi. Inilah yang dinamakan dengan penurunan nilai uang. Jumlah uang akan tetap, namun karena inflasi yang terjadi secara terus-menerus, hal ini akan berdampak pada penurunan nilai uang.
Ada banyak pnyebab inflasi. Jenis-jenis inflasi, faktor penyebab terjadinya inflasi dapat anda baca di pembahasan saya berikut: Pengertian Inflasi, Penyebab, Jenis dan Cara Mengatasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi inflasi biasanya terjadi pada saat hari besar, seperti hari raya.
Ketika menjelang hari raya, harga-harga barang secara umum akan naik. Mengapa demikian? Karena menjelang hari raya, permintaan akan sangat tinggi (demand pull inflation), sehingga sesuai hukum permintaan penawaran, jika permintaa jauh lebih besar dibandingkan penawaran, harga barang akan mengalami kenaikan. Nah, setelah hari raya, umumnya inflasi akan kembali turun/ stabil.
Kalau anda sering mengamati situs Bank Indonesia, anda bisa mengamati inflasi bulanan. Inflasi bulanan pada hari raya cenderung mengalami kenaikan. Baca juga: Cara Mendapatkan Data Inflasi Lengkap
DEFLASI
Deflasi adalah penurunan harga barang secara umum dan terjadi secara terus-menerus, di satu sisi nilai uang bertambah. Intinya, deflasi merupakan kebalikan inflasi. Salah satu penyebab terjadi inflasi adalah jumlah uang beredar yang terlalu besar. Maka penyebab deflasi adalah sebaliknya: Kurangnya jumlah uang beredar di masyarakat (Jumlah uang beredar jauh lebih besar dibandingkan permintaan).
Deflasi umumnya terjadi ketika terdapat penurunan jumlah uang beredar dibandingkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan ke konsumen. Hal ini terjadi karena faktor-faktor berikut:
1. Menurunnya persediaan uang
Hal ini terjadi ketika kecenderungan masyarakat yang lebih untuk menyimpan uangnya di bank, daripada digunakan untuk kegiatan2 konsumtif. Menurunnya persediaan uang juga bisa disebabkan karena kebijakan pemerintah yang tidak mencetak uang dalam jumlah besar. Sebagai contoh, Spanyol pernah mengalami deflasi sekitar tahun 2010 karena pemerintah memutuskan untuk mengurangi jumlah uang beredar sebagai langkah pemangkasan biaya.
2. Permintaan barang turun
Pertmintaan barang yang cenderung turun, namun di satu sisi produksi tetap dilakukan. Hal ini dapat menurunkan tingkat harga barang, sehingga akan berdampak pada penurunan inflasi. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka tingkat inflasi bisa minus alias deflasi.
3. Banyak produksi barang yang sama
Banyaknya produsen yang memproduksi barang yang sama, menyebabkan persaingan ketat. Setiap produsen akan berusaha menekan harga serendah mungkin, agar dapat bersaing. Hal ini mengakibatkan harga-harga barang turun, dan akan berdampak pula pada sektor lainnya.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa deflasi merupakan tanda lesunya kegiatan perekonomian di suatu negara. Turunnya permintaan masyarakat, keinginan masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank menunjukkan bahwa roda kegiatan ekonomi berputar dengan lambat. Harga-harga yang cenderung rendah di pasaran dan permintaan tetap, bisa mengakibatkan timpangnya permintaan dan penawaran.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Penurunan tingkat suku bunga dapat memacu masyarakat untuk meminjam uang di Bank dengan tingkat bunga yang lebih rendah untuk dibayarkan. Sehingga, masyarakat bisa menggunakan pinjaman bank tersebut untuk kegiatan usaha, bisnis, dan kegiatan lainnya yang menunjang pertumbuhan ekonomi.
DEFLASI
Deflasi adalah penurunan harga barang secara umum dan terjadi secara terus-menerus, di satu sisi nilai uang bertambah. Intinya, deflasi merupakan kebalikan inflasi. Salah satu penyebab terjadi inflasi adalah jumlah uang beredar yang terlalu besar. Maka penyebab deflasi adalah sebaliknya: Kurangnya jumlah uang beredar di masyarakat (Jumlah uang beredar jauh lebih besar dibandingkan permintaan).
Deflasi umumnya terjadi ketika terdapat penurunan jumlah uang beredar dibandingkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan ke konsumen. Hal ini terjadi karena faktor-faktor berikut:
1. Menurunnya persediaan uang
Hal ini terjadi ketika kecenderungan masyarakat yang lebih untuk menyimpan uangnya di bank, daripada digunakan untuk kegiatan2 konsumtif. Menurunnya persediaan uang juga bisa disebabkan karena kebijakan pemerintah yang tidak mencetak uang dalam jumlah besar. Sebagai contoh, Spanyol pernah mengalami deflasi sekitar tahun 2010 karena pemerintah memutuskan untuk mengurangi jumlah uang beredar sebagai langkah pemangkasan biaya.
2. Permintaan barang turun
Pertmintaan barang yang cenderung turun, namun di satu sisi produksi tetap dilakukan. Hal ini dapat menurunkan tingkat harga barang, sehingga akan berdampak pada penurunan inflasi. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka tingkat inflasi bisa minus alias deflasi.
3. Banyak produksi barang yang sama
Banyaknya produsen yang memproduksi barang yang sama, menyebabkan persaingan ketat. Setiap produsen akan berusaha menekan harga serendah mungkin, agar dapat bersaing. Hal ini mengakibatkan harga-harga barang turun, dan akan berdampak pula pada sektor lainnya.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa deflasi merupakan tanda lesunya kegiatan perekonomian di suatu negara. Turunnya permintaan masyarakat, keinginan masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank menunjukkan bahwa roda kegiatan ekonomi berputar dengan lambat. Harga-harga yang cenderung rendah di pasaran dan permintaan tetap, bisa mengakibatkan timpangnya permintaan dan penawaran.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Penurunan tingkat suku bunga dapat memacu masyarakat untuk meminjam uang di Bank dengan tingkat bunga yang lebih rendah untuk dibayarkan. Sehingga, masyarakat bisa menggunakan pinjaman bank tersebut untuk kegiatan usaha, bisnis, dan kegiatan lainnya yang menunjang pertumbuhan ekonomi.
0 comments:
Post a Comment